Jenis-jenis konten Viral Marketing Untuk Bisnis Online

by

helmy

Blog Orang IT – Konten viral memang menjadi strategi banyak pelaku bisnis untuk melipatgandakan promosi atau campaign. Oleh karena itu, viral marketing pun semakin banyak peminatnya dan telah melahirkan berbagai strategi demi tercapainya ‘viral!”.

Bagi anda yang tertarik bagaimana menciptakan konten viral marketing yang efektif dengan salah satu niche marketing tertentu, simak Jenis-jenis konten Viral Marketing Untuk Bisnis Online

Jenis-jenis konten Viral Marketing

Pengertian Viral marketing

Viral marketing adalah cara memasarkan suatu produk atau jasa dengan memanfaatkan ketertarikan terbesar target market pada umumnya. Harapannya, dengan strategi ini dapat menyentuh pasar lebih luas lagi dan biaya yang dikeluarkan jauh lebih efisien.

Hal tersebut dapat terjadi karena target market akan bekerja ‘tanpa diminta’ untuk menyebarkan ulang konten promosi yang tayang. Jadi muncul rasa sukarela untuk membagikan, entah sekadar lucu-lucuan, dukungan maupun penolakan.

Pengertian viral marketing menurut para ahli dapat dirangkum ddibagi menjadi beberapa poin berikut ini;

Menurut Hamdani dan Mawardi (2018), cara pemasaran viral merupakan teknik pemasaran yang melalui proses komunikasi secara berantai, kemudian memperbanyak informasi dengan memanfaatkan jaringan sosial untuk terkenal.

Dari pendapat Glennardo (2018), cara pemasaran viral merupakan teknik yang memanfaatkan kemajuan media elektronik demi mencapai suatu tujuan tertentu dari penjual. 

Dari pendapat Turban (2018), cara pemasaran viral merupakan strategi penjualan dengan menggunakan konsumen untuk menyebarkan informasi serta opini kepada orang lain dari mulut ke mulut tentang sebuah produk atau jasa.

Pada opini Wilson (2000), cara pemasaran viral merupakan suatu strategi untuk mendorong orang lain agar menyampaikan pesan penjualan kepada lainnya, baik sebagian atau menyeluruh dengan sentuhan personal, sehingga memiliki efek besar.  

Jika dari pendapat Kotler dan Armstrong (2012), cara pemasaran viral ini, merupakan pemasaran lewat internet dengan menggunakan e-mail atau lainnya. Kemudian, penerima pesan akan melanjutkan dan menyebarkan kepada teman atau orang lain.

Sedangkan pendapat Helianthusonfri (2016), cara pemasaran viral ini, merupakan strategi pemasaran yang bersifat mempengaruhi, menjangkau orang secara luas seperti virus dan nantinya memberikan dampak besar.

Dari berbagai pendapat di atas, dapat dipahami bahwa tujuan dari teknik dan strategi promosi viral ini adalah keterkenalan secara eksponensial. Jadi, dengan satu umpan bisa bergerak sendiri dan menjangkau target market yang lebih luas 

Jenis-Jenis Viral Marketing

Ada banyak cara untuk melakukan teknik pemasaran viral ini, entah dari sisi ‘hitam; atau ‘putih’. Dalam artian, entah dengan hujatan atau dengan pujian, targetnya adalah publik menjadi tahu tentang keberadaan sebuah merek

Misalnya, ketika berbicara iklan provider telekomunikasi dengan konsep nyeleneh saat Ramadan pastinya Axis. Merek ini berhasil menanamkan ‘brand awareness’ melalui konten promosi yang tidak biasa dan cenderung ‘aneh’. Tetapi, berhasil merebut perhatian masyarakat luas.

Oleh karena itu, berdasarkan jenis kontennya, viral marketing strategi ini memiliki tiga macam jenis,

Baca juga: Intip trend pemasaran digital

Konten Positif

Seperti namanya, cara pemasaran konten viral ini mengandalkan kelebihan atau USP (Unique Point Selling) yang ada pada produk atau jasa. Pengemasan pun secara positif dan benar-benar hanya mengunggah kebaikan-kebaikannya saja.

Meski cara ini telah banyak dilakukan, tetap saja butuh sudut pandang pemasaran yang tepat untuk membidik target market. Agak tricky, tetapi banyak produk sudah berhasil memasarkannya dengan cara ini.

Misalnya saja, kehebohan mobil Tesla yang mampu autopilot layaknya pesawat terbang. Pengemudi hanya duduk manis di belakang tanpa pak sopir sama sekali. 

Banyak orang penasaran, apakah benar dan tertarik karena ini inovasi baru dari kecanggihan teknologi yang selama ini hanya ada di film-film fiktif saja.

Konten Negatif

Berbeda dengan konten positif, di sini penanaman brand  awareness dilakukan dengan cara kontroversial. Tidak takut dikecam atau dihujat, karena tujuan utamanya adalah publik tahu dan kenal.

Biasanya, pelaku konten seperti ini sudah ada formula penawarnya saat terjadi blunder. Meski tidak jarang malah merugikan merek yang dipromosikan, tapi sudah banyak brand yang berhasil dengan konsep ini.

Contohnya, brand pakaian Islami Rabbani yang secara terang-terangan dan frontal menyebutkan kewajiban menutup aurat. Berbondong-bondong orang menghujat dengan argumen soal toleransi dan lainnya.

Akan tetapi, merek satu ini tetap tenang karena mereka tahu siapa target marketnya yaitu Orang Islam juga hal tersebut sudah dijelaskan baik dalam Kitab Suci maupun Hadist. Kelebihan viral marketing ini menjadikan produk semakin menguat karena pengambilan sikap yang brand ini ambil.

Terlebih lagi, dari konten yang tayang, tidak salah dan sah secara hukum maupun agama. Hanya saja, dari opini publik banyak reaksi kontra yang muncul 

Satire atau Abu-abu

Akan selalu ada kubu yang pro dan kontra dari setiap tipe konten viral. Bagi yang paham, mungkin akan baik-baik saja, berbeda dengan yang menyikapi sebaliknya. Tujuannya memang seperti itu, memancing reaksi publik untuk membagikan. Baik secara pro maupun kontra, intinya saling membagikan pendapat berdasarkan sudut pandang cara berpikir setiap orang.

Contoh nyata dari strategi satu ini adalah peluncuran buku KKN di Desa Penari. Banyak yang penasaran karena ceritanya, kemudian mengomentari kalau ini bukan kisah nyata, hanya fiksi yang seolah nyata dengan kejanggalan-kejanggalan yang tidak seharusnya.

Menarik sekali bukan jenis jenis viral marketing di atas? Kesemuanya membutuhkan kejelian dan kreatifitas out of the box untuk membaca peluang terciptanya konten yang viral. Lalu, bagaimana cara menciptakannya?

Cara Menciptakan Viral Marketing

Ada beberapa komponen yang harus ada sebelum membuat jenis viral marketing sesuai kebutuhan. Dari sekian banyak unsur atau amunisi promosi tersebut, di antaranya adalah:

Product Knowledge

Ini menjadi syarat mutlak yang harus dipahami sebelum merencanakan konsep besar marketing yang viral. Dari sini content creator dapat melihat produk atau jasa yang hendak tayang telah memiliki kelengkapan apa saja. Misalnya, dari sisi:

Legalitasnya apakah lengkap? Apa saja macam legalitasnya?

Produk terdiri dari komposisi apa saja? Adakah komposisi yang berbahaya atau hampir menyentuh ambang batas toleransi pemakaian?

Produk memiliki masa expired apa tidak? Bagaimana penyimpanan yang benar?

Bagaimana cara pakai produk yang baik?

Jika jasa, maka apa saja jasa yang bisa konsumen pilih?

Dalam hal jasa juga harus tahu cara pesan, cara proses dan lain sebagainya.

Jika sudah mengetahui semua informasi terkait produk atau jasa, maka beralih pada siapa yang akan memakai produk/jasa tersebut?

Target Market

Dalam pelaksanaannya, banyak orang yang masih salah mengenali siapa saja yang akan membeli produk atau jasa, serta siapa yang akan memakainya. Target market adalah orang yang akan membeli. Sedangkan pemakai, belum tentu menjadi target market.

Misalnya saja, target market bubur bayi apakah si bayi atau orang tuanya? Nah padahal yang akan mengkonsumsi adalah si bayi, namun yang memegang keputusan untuk membeli adalah orang tuanya.

Di sinilah pentingnya mengetahui dan membuat funneling target market. Tujuannya adalah untuk melihat siapa ‘real’ target market dan tertarik pada apa.

Contohnya, target market real adalah anak perempuan usia 12-17 tahun. Nah, mereka ini adalah generasi Z yang tertarik akan hal-hal terkait idolanya. Dari sana, viral marketing dapat berupa konten yang melibatkan si idola agar berpotensi viral.

USP (Unique Point Selling)

Komponen terakhir yang harus dipahami adalah USP (Unique Point Selling) dari sebuah produk atau jasa yang hendak masuk ke skema promosi. Viral marketing strategy adalah USP ini merupakan killing point, sehingga pembeli tidak dapat menolak penawaran yang ada.

Misalnya saja, dari segi keunggulan yang tidak ada pada kompetitor, dari segi harga dan banyak lagi lainnya. Semakin banyak USP yang dimiliki, maka semakin mudah menciptakan strategi pemasaran yang viral.

Setelah memahami tiga komponen di atas, maka mulailah untuk membuat strateginya. Misalnya saja dalam ulasan berikut ini.

Contoh Penerapan Viral Marketing

Viral marketing contohnya ada banyak. Baik secara offline atau online, sudah banyak dilakukan oleh brand-brand lain. Misalnya, beberapa contoh yang dapat anda tiru berikut ini.

Contoh Viral Marketing Online

Penggunaan jaringan internet memungkinkan konten pemasaran viral semakin meledak lagi. Hal ini terjadi karena pengguna internet semakin banyak, dan dalam keseharian sudah sangat akrab dengan berbagai fitur jejaring internet yang ditawarkan.

Seperti lewat sosial media, lewat platform pemasaran, dan banyak lagi lainnya. Contoh, viral marketing ecommerce Lazada yang akhir-akhir ini marak menjadi pembicaraan publik karena mengundang artis Korea terkenal.

Keberadaan si artis, Lee Min Ho, turut mendongkrak penggunaan aplikasi ecommerce tersebut, lantaran sosok public figure yang digandengnya memiliki pengaruh kuat. Mereka sangat jeli karena pengguna aktif adalah perempuan usia produktif, dan sosok artis menjadi idola target market tersebut.

Misalnya lagi, anda ingin meniru strategi tersebut di toko online milik sendiri, sangatlah bisa. Misalnya, anda ingin mengolah viral marketing shopee. Anda bisa melakukan endorse sesuai ketertarikan target market, dan menjadikan toko online di Shopee sebagai CTA (call to action).

Baca juga: Mendapat cuan dari tiktok

Konsumen bisa anda tarik dari mana saja, mulai dariFacebook, Instagram, Twitter dan yang terbaru ini sedang viral adalah Tiktok.

Untuk Tiktok, agak tricky karena ini fokusnya pada video pendek, jadi viral marketing tiktok bisa lewat strategi yang sesuai di sana. Misalnya, membagi dalam beberapa part, snitch dengan video lain yang serupa, penggunaan sound yang berpotensi FYP, memakai hastag challenge yang tengah berlangsung dan banyak lagi lainnya.

Contoh Pemasaran Viral Offline

Berbeda dengan yang online, pada strategi ini fokus pada ranah offline yang tidak terjangkau oleh online. Misalnya saja, penggunaan billboard, running text di pole sign, brosur dan banyak lagi lainnya.

Ada banyak contoh billboard yang berhasil menjadi viral karena konsepnya unik dan menggelitik. Seperti iklan Salon Ivan Gunawan yang adu satire dengan Dedy Corbuzier, caption nyeleneh milik rokok U mild dan banyak lagi lainnya.

Demikianlah ulasan mengenai viral marketing dan contohnya. Ada beragam cara dan strategi yang dapat menghasilkan ledakan promosi dengan efisiensi biaya terbaik. 

Hanya saja, perlu berhati-hati dalam membidik human interest yang menjadi target. Salah-salah malah menjadi blunder.

www,helmykediricom

Related Post