Contoh Investasi Halal dan Haram menurut Islam

by

helmy

Blog Orang IT – Bagi Anda seorang muslim yang ingin berinvestasi, tentu saja penting mengetahui berbagai contoh investasi halal dan haram. Saat ini banyak sekali investasi yang menawarkan keuntungan berlimpah namun cara-cara yang dilakukan tidak sesuai dengan prinsip syariah dalam Islam. Sebaliknya, ada beberapa investasi berbasis syariah yang menjamin bahwa semua keuntungan yang Anda dapatkan benar-benar halal. 

Meskipun terlihat sepele,  tujuan berinvestasi adalah mendapatkan keuntungan, namun Anda pasti merasa lega apabila mengetahui dari mana pendapatan atau keuntungan yang Anda peroleh. Apakah dari proses yang halal atau haram. 

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kami akan mengulas secara lengkap mengenai pengertian investasi dalam Islam, hukum menanam modal dalam Islam, serta contoh investasi halal dan haram. Jadi sebaiknya Anda membaca ulasan berikut hingga akhir. 

Pengertian Investasi dalam Islam

Investasi Halal dan Haram menurut Islam

Sebelum mengulas lebih jauh mengenai contoh-contoh investasi halal dan haram, ada baiknya Anda memahami pengertian investasi dalam Islam. Hal ini agar Anda memiliki pedoman sebelum menilai sebuah investasi. Mengutip dari situs populer www.kompasiana.com, investasi dalam pandangan Islam tidak sama dengan investasi yang diterapkan pada umumnya. 

Dalam Islam sendiri, investasi mengharuskan seorang pemodal serta penerima modal untuk menerapkan sistem bagi hasil dan bagi rugi. Maksudnya adalah tidak ada pihak yang dirugikan. 

Sedangkan pada situs edubuku.com, dijelaskan bahwa sebuah investasi dapat dikatakan sah jika memenuhi 3 kriteria berikut:

1. Investor (Pelaku)

Pihak yang dimaksud di sini adalah pengelola modal dan investor. Dua orang ini harus dalam kondisi baligh, mumayyiz atau dapat membedakan mana yang baik/buruk serta paham betul mengenai hitungan harga, Al-‘Aqid (pembeli dan penjual) harus orang yang merdeka, serta berakal. 

2.Akad (Perjanjian)

Dalam melakukan perjanjian investasi, kedua belah pihak harus dalam kondisi sadar serta tidak dalam paksaan. 

3.Objek Transaksi

Mengenai objek transaksi, terdiri dari tiga aspek yaitu modal, usaha, serta keuntungan. 

Modal harus berupa alat tukar sah seperti uang, emas, ataupun perak yang memiliki kejelasan nilai tukarnya. Modal tak boleh berupa barang kecuali telah disepakati oleh kedua belah pihak untuk menetapkan nilai tukar barang tersebut.

Aspek yang kedua adalah usaha, yakni upaya untuk menanam modal di bidang perniagaan. Pengelola modal tak boleh bekerja sama dalam menjual barang haram seperti minuman keras, daging babi, daging anjing, bangkai, dan sejenisnya. 

Sedangkan aspek yang ketiga, keuntungan, yakni hak absolut yang diperoleh kedua belah pihak. Pembagian keuntungan investasi itu sendiri sudah ditetapkan dalam Islam. Pertama, diketahui jelas dengan prosentase tertentu baik oleh investor ataupun pengelola modal. Kedua, keuntungan tersebut dibagikan dengan prosentase yang sifatnya merata. Misalnya seperempat, sepertiga, setengah, dan seterusnya. 

Itulah sedikit penjelasan mengenai pengertian investasi dalam Islam. 

Contoh Investasi Halal dan Menguntungkan

Salah satu hal yang tak akan pernah terlepaskan dari investasi halal adalah investasi-investasi yang berprinsip pada hukum Islam atau prinsip syariah. Saat ini sudah banyak pula perusahaan investasi yang menawarkan dan menerapkan prinsip-prinsip syariah. Adapun ciri yang paling khas untuk menentukan perusahaan investasi yang Anda lakukan benar-benar dapat dikatakan berprinsip pada syariah adalah adanya proses cleansing dalam investasi tersebut.

Cleansing adalah proses dimana keuntungan dari investasi disaring kembali oleh perusahaan investasi syariah. Hal ini bertujuan agar keuntungan yang akan diberikan kepada para investor adalah benar-benar keuntungan yang diperbolehkan dalam hukum Islam. Dengan begitu, Anda tak perlu takut lagi apabila terdapat unsur-unsur riba dalam keuntungan tersebut. 

Adapun contoh dari investasi yang halal adalah sebagai berikut:

1. Reksadana Syariah

Reksadana merupakan perusahaan yang mengumpulkan modal dari para nasabah atau investor yang nantinya modal tersebut dimasukkan dalam bentuk investasi lainnya seperti saham, obligasi, dan lain sebagainya. 

Sebagai investasi berbasis syariah, reksadana syariah akan memberikan transparansi kepada para investor sehingga Anda pun tahu untuk apa saja modal Anda digunakan oleh perusahaan reksadana syariah tersebut. Tak hanya itu saja, segala bentuk pengelolaan modal digunakan pada hal-hal yang berbau halal.

Apabila ternyata selama perputaran bisnis terdapat hal-hal yang kurang halal, maka akan ada proses cleansing oleh perusahaan tersebut. Biasanya, hasil dari proses cleansing akan disumbangkan untuk kegiatan-kegiatan amal. 

2. Deposito Bagi Hasil

Dalam investasi berbentuk deposito bagi hasil, Anda dapat menabung atau menginvestasikan sejumlah uang sebagai modal dengan nominal tertentu serta dapat diambil dalam jangka waktu tertentu pula. Untuk deposito bagi hasil, waktu pengambilan biasanya sekitar 5 tahun hingga 10 tahun setelah kesepakatan berlangsung. 

Adapun prinsip yang digunakan dalam investasi deposito bagi hasil adalah prinsip mudharabah muthlaqoh dimana bank mengelola modal tersebut secara produktif dan tentunya menguntungkan nasabah. Untuk pembagian hasilnya sendiri, biasanya disepakati terlebih dahulu oleh nasabah dan pihak bank di awal perjanjian. 

3. Investasi Tanah

Berbicara mengenai contoh investasi halal dan haram, jual beli tanah menjadi salah satu bentuk investasi halal yang dapat Anda coba lakukan. Siapa yang tak tertarik dengan kegiatan investasi yang satu ini? 

Setiap tahun harga tanah akan cenderung mengalami peningkatan. Dengan kata lain, investasi ini cukup menguntungkan bagi Anda yang ingin memperoleh banyak pendapatan yang halal. 

4. Investasi Perhiasan Emas

Selain tanah, investasi emas juga menjadi bentuk investasi halal yang patut dicoba. Meskipun investasi tanah ataupun emas tidak memiliki embel-embel syariah di dalamnya, namun kedua bentuk investasi ini sudah diakui oleh para ulama sebagai bentuk investasi yang halal dan jauh dari riba serta maysir. 

Hal ini karena baik tanah ataupun emas memiliki kecenderungan harga yang akan semakin tinggi seiring berjalannya waktu. 

Baca juga: Dosa penghambat rezeki dalam islam

Contoh Investasi yang Dilarang dalam Islam

Anda telah mengetahui jenis investasi yang diperbolehkan dalam Islam. Kini saatnya mengulas mengenai contoh investasi haram atau investasi yang dilarang dalam Islam. 

Seperti yang kita tahu, sebagian besar orang memang menganggap bahwa segala bentuk investasi itu haram hukumnya karena menerapkan sistem bunga atau interest. Untuk itulah, kemudian hadir investasi berprinsip syariah yang menjawab permasalahan tersebut. 

Dari penjelasan di atas, sebenarnya sudah dapat ditarik sebuah kesimpulan jenis investasi seperti apa yang diharamkan dalam Islam. Berikut adalah 2 hal yang membuat investasi dihukumi haram:

• Investasi yang Menerapkan Sistem Bunga/Interest

Dalam dunia investasi sendiri, bunga menjadi salah satu hal yang tak terpisahkan dalam investasi karena sifatnya yang akan memberikan keuntungan pada perusahaan tersebut. Untuk itulah, pastikan bahwa di bursa saham yang digunakan oleh sebuah perusahaan menggunakan investasi mudharabah yakni investasi bagi hasil. 

• Investasi yang Bersifat Spekulasi

Contoh lain dari investasi haram adalah bentuk investasi yang mengandalkan sistem spekulasi. Sistem ini seolah-olah menggunakan sistem untung-untungan demi mendapatkan keuntungan yang banyak dari para investor. Adapun contoh spekulasi yang di dalam proses investasi adalah short selling, margin trading, dan option. 

Berikut adalah contoh investasi haram:

1. Investasi pada Bank Konvensional

Ya, semua sepakat bahwa saat Anda berinvestasi pada bank konvensional, maka keuntungan yang Anda dapatkan dapat dikategorikan haram. Hal ini karena pada bank konvensional sendiri tidak terdapat sistem cleansing. 

Selain itu, sistem keuntungan berdasarkan bunga/interest juga diterapkan oleh bank-bank konvensional untuk mendapatkan keuntungan. Hal ini dapat dimasukkan dalam kategori riba. 

2. Investasi untuk Jual Beli Mata Uang

Jual beli mata uang memang menjadi salah satu bentuk kegiatan bisnis yang menjanjikan keuntungan berlimpah apabila seorang trader atau orang yang berjual beli mata uang tersebut memenangkan ‘taruhan’ dalam membaca pergerakan mata uang.

Seperti yang kita tahu bahwa sudah banyak sekali orang yang berkecimpung dalam jual beli mata uang secara online. Padahal apabila dilihat dari prosesnya, maka jual beli mata uang atau trading dapat dikategorikan sebagai investasi yang haram. 

Mengapa? Karena sistem yang digunakan adalah sistem maysir atau menebak-nebak tentang naik turunnya nilai mata uang dari setiap negara. Dengan kata lain, investasi ini seolah-olah mengajarkan para trader untuk melakukan gambling. 

Mengenai keuntungannya sendiri, tak sedikit orang yang mendapatkan keuntungan berlimpah. Di sisi lain, banyak pula mereka yang kehilangan uang investasinya dalam nominal yang besar karena prediksi mereka tentang naik turunnya mata uang meleset. (Keuntungan diperoleh dari kerugian orang lain)

Mungkin itulah sedikit contoh investasi halal dan haram yang harus Anda ketahui. Apabila melihat dari penjelasan di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa halal atau haramnya bentuk investasi tergantung dari cara perusahaan investasi tersebut menghasilkan pendapatan. Apabila cara-cara yang dilakukan menggunakan kaidah-kaidah syariah, maka investasi tersebut halal dan sebaliknya. 

Semoga ulasan mengenai contoh investasi halal dan haram yang kami jelaskan pada kesempatan kali ini dapat memberikan Anda manfaat. 

wallahualam,

Related Post