Dilipat Gandakanya Dosa diBulan Ramadhan

by

helmy

APAKAH PERBUATAN DOSA DILIPAT GANDAKAN DI BULAN RAMADHAN ?

Dilipat Gandakanya Dosa diBulan Ramadhan

Selamat Datang di Blog Orang IT . Postingan saya sebelumnya mengenai Keutamaan Malam-malam Sholat Taraweh di bulan Ramadhan kemudian kali ini kita akan membahasa mengenai pertanyaan umum yaitu Jika di bulan ramadhan semua amal kebaikan dilipat gandakan sampai 1000 x lipat apakah dibulan yang mulia ini setiap Dosa yang dilakukan oleh para mukmin juga dilipat gandakan ?

Selamat Datang Bulan Ramadhan Bulan yang penuh berkah dan ampunan , semoga taufiq dan inayah Allah SWT dicurahkan pada kita semua agar kita bisa mengisi hari -hari dibulan ramadhan yang mulia ini dengan puas dan menghidupkan malam Ramadhan dengan Qiyamul laily dan Tilawah Al-Quran serta menghiasinya dengan perangai –  perangai yang Mulia .. .. Amiien

Suatu sikap seorang muslim yang baik adalah memuliakan sesuatu yang memang telah di muliakan oleh Allah Ta’ala yakni Bulan Ramadhan , bentuk kemuliaan kita diantaranya melakukan amal kebaikan dan menjauhkan segala kemaksiatan di bulan yang suci ini karena jika di bulan ramadhan Allah Ta’ala membuka lebar – lebar pintu taubat sehingga semua perbuatan dosa akan lebih mudah untuk diampuni termasuk semua amal kebaikan akan ditingkatkan berkali-kali lipat sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT kepada Hamba-Nya , namun apakah perbuatan dosa di bulan ramadhan yang mulia ini juga akan dilipat gandakan dosanya ?
Ketika (sudah diketahui bahwa) Ramadhan memiliki kedudukan yang agung, maka tentunya ketaatan yang dilakukan di dalam bulan tersebut memiliki keutamaan yang agung dan berlipat ganda pula dengan kelipatan yang banyak, Akan tetapi  keburukan/dosa tetap.
Semisal kemaksiatannya, tidak dilipatgandakan dalam jumlah, tidak di bulan Ramadhan dan tidak pula di bulan selainnya. Adapun kebaikan, maka dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipatnya sampai berlipat-lipat ganda dengan kelipatan yang banyak, berdasarkan firman Allah ‘Azza wa Jalla dalam surat Al-An’aam:
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا ۖ وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَىٰ إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
Allah SWT berfirman, “Barang siapa membawa amal yang baik, baginya (pahala) 10 kali lipat amalnya dan barang siapa yang membawa perbuatan jahat, dia tidak diberi pembalasan, melainkan seimbang dengan kejahatannya sedangkan mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan).”  (QS al-An’am [6]: 160).
Dalam ayat ini, Allah menegaskan, setiap dosa dan kejahatan yang kita lakukan akan dibalas dengan yang setimpal tanpa dilipatgandakan jumlah dosa atau kejahatannya. 
Hal itu dijelaskan lagi dalam hadis Nabi SAW bahwa setiap kejahatan yang kita lakukan akan ditulis sebagai satu kejahatan, tidak seperti kebaikan yang akan dibalas berlipat ganda oleh Allah.
Dari Ibnu Abbas, dari Nabi tentang hadis yang beliau riwayatkan dari Rabb-nya ‘Azza wa Jalla. Nabi bersabda, “Sesungguhnya Allah menulis berbagai kebaikan dan kesalahan, kemudian menjelaskannya. Barang siapa berniat melakukan kebaikan, namun dia tidak (jadi) melakukannya, Allah tetap menuliskanya sebagai satu kebaikan yang sempurna di sisi-Nya. Jika ia berniat berbuat kebaikan, kemudian mengerjakannya, Allah menuliskan di sisi-Nya sebagai 10 kebaikan hingga 700 kali lipat sampai kelipatan yang terbanyak. Barang siapa berniat berbuat buruk, namun dia tidak jadi melakukannya, Allah menuliskan di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Barang siapa berniat berbuat kesalahan, kemudian mengerjakannya, Allah menuliskan sebagai satu kesalahan.” (HR Bukhari dan Muslim).
Akan tetapi terkadang suatu perbuatan dosa akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda disebabkan oleh tempat, atau orang yang melakukan dosa atau kejahatan itu. Seperti, melakukan kejahatan pada bulan-bulan haram, pada 10 awal bulan Dzulhijah, bulan Ramadhan, dan di Masjidil Haram karena kemulian dan keagungan waktu dan tempat tersebut di sisi Allah.
Berdasarkan firman Allah Ta’ala
مَنْ يُرِدْ فِيهِ بِإِلْحَادٍ بِظُلْمٍ نُذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ 
“Barang siapa yang bermaksud di dalamnya (Masjidil Haram) melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih. (Al-Hajj:25)[3]
Di dalam Ayat ini) Allah  tidaklah berfirman “(niscaya) Kami lipatgandakannya untuknya,” namun berfirman
 نُذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ

“Niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih.”

Maka kesimpulannya  pelipatgandaan keburukan di Mekah atau di Madinah adalah pelipat gandaan kualitas.  Maksudnya: Siksanya lebih pedih dan menyakitkan

Ibnu al-Qayyim dalam kitabnya Zad al-Ma’ad mengatakan, dilipatgandakannya balasan kejahatan itu dalam ukurannya ( siksaanya ) bukan dalam jumlah kadarnya nya, balasan satu kejahatan adalah satu kejahatan juga, tetapi ada kejahatan yang besar yang balasannya juga besar, dan ada kejahatan yang kecil dengan balasan yang setimpal.
 يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ مَنْ يَأْتِ مِنْكُنَّ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ يُضَاعَفْ لَهَا الْعَذَابُ ضِعْفَيْنِ وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا. ومن يقنت منكن لله ورسوله وتعمل صالحاً نؤتها أجرها مرتين واعتدنا لها رزقاً كريماً
Hai istri-istri Nabi, siapa di antaramu yang mengerjakan perbuatan keji dengan nyata, niscaya akan dilipatgandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dan, adalah yang demikian itu mudah bagi Allah.” (QS al-Ahzab [33]: 30)

Kejahatan yang dilakukan di Masjidil Haram, di tanah haram tentu lebih besar daripada kejahatan yang dilakukan di bagian bumi lainnya. Dalam Quran Surat Al Ahzab Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُ‌وا وَيَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ اللَّـهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَ‌امِ الَّذِي جَعَلْنَاهُ لِلنَّاسِ سَوَاءً الْعَاكِفُ فِيهِ وَالْبَادِ ۚ وَمَن يُرِ‌دْ فِيهِ بِإِلْحَادٍ بِظُلْمٍ نُّذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah dan Masjidilharam yang telah Kami jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim di situ maupun di padang pasir dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya siksaan yang pedih. (QS. al-Hajj [22]: 25).

Allah SWT. berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.(QS.al-Taubah: 36).
Dalam ayat ini Allah lebih menekan untuk tidak melakukan kezaliman pada bulan-bulan haram, meskipun sebenarnya kezaliman itu tidak boleh dilakukan kapanpun, namun karena kemuliaan bulan-bulan haram itu dan karena dosanya lebih besar dibandingkan pada waktu lain, maka Allah SWT. lebih menekankannya.

Dan juga firman Allâh: 
 مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِنْهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى الَّذِينَ عَمِلُوا السَّيِّئَاتِ إِلَّا مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.” [QS. Al-Qashash: 84]
Kesimpulanya : 
Apa yang kami paparkan di atas merupakan dalil-dalil yang menunjukkan bahwa dosa atau balasan atas suatu penyimpangan atau kemaksiatan, bisa saja berlipat ganda tergantung pada kedudukan pelaku maksiat, waktu dilakukannya maksiat, dan tempat terjadinya kemaksiatan. Semakin mulia posisi pelaku maksiat, tempat dan waktu terjadinya maksiat, maka semakin dahsyat pula balasannya.
Begitu juga dengan waktu-waktu yang dimuliakan Allah SWT. seperti bulan Ramadhan, dimana banyak sekali dalil dari al-Qur`an dan sunnah Nabi SAW. yang menunjukkan keutamaan dan kemuliaan bulan Ramadhan, mulai dari dilipatgandakanya segala amal kebaikan, adanya lailatul Qadar, dibukanya pintu surga, ditutupnya pintu neraka dan dibelenggunya syaitan yang kesemuanya itu menunjukkan dilipatgandakan balasan semua amal kebaikan di bulan ini, maka itu juga menunjukkan besarnya dosa yang dilakukan di bulan suci ini.
Wallahualam 

Demikian pembahasan mengenai Dosa yang dilipat gandakan di Bulan Ramadhan semoga bermanfaat jika ada salah mohon koreksi semoga di bulan puasa yang penuh berkah ini kita bisa mendapatkan menjadikan sebagai ajang untuk melebur dosa kita dimasa lalu dan menjadi mukmin yang lebih baik  

Related Post