Ini Ide Pembangunan Desa Berbudget Rp50 Juta Per RT

by

helmy

Blog Orang IT – Pembangunan di desa menjadi keharusan bagi pemimpin saat ini, agar tercipta pemerataan yang diharapkan. Kemajuan suatu bangsa bukan berarti hanya kotanya saja yang maju, melainkan juga daerah pedesaan, bahkan perbatasan antara Indonesia dan negara lain yang sering tidak tersentuh.

Memasuki tahun politik dalam beberapa waktu terakhir, banyak ditemui adanya calon pemimpin terutama kepala daerah, mencoba meraih simpati masyarakat dengan menjanjikan dana untuk memajukan desa, bahkan bisa dirasakan sampai tingkat RT.

Sebagai wilayah pembangunan terkecil dari negara, RT juga punya peranan sangat penting bagi keseluruhan satu wilayah. Karena itu tidak tanggung-tanggung, dana yang dijanjikan para calon kepala daerah mencapai Rp50 juta tiap wilayah rukun tetangga.

Dengan dana yang dijanjikan sebesar itu, tentu akan terbayang apa saja yang bisa dilakukan untuk membangun dan menyejahterakan kampung. Bukan cuma sekedar gapura wilayah, tapi juga lebih penting untuk membuat program yang menyentuh kehidupan masyarakat.

Berikut ini beberapa ide yang mungkin akan bisa terealisasikan, kalau nantinya para calon kepala daerah terpilih dan menepati janjinya:

1. Sumur Resapan

Sumur Resapan

Bentuknya mirip dengan sumur galian biasa, namun dengan fungsi yang berbeda. Kalau sumur biasa digali untuk kita mendapatkan air, sumur resapan justru dibuat untuk menampung air, terutama ketika musim hujan tiba.

Karena itu proses penggaliannya berbeda antara sumur resapan dan sumur galian biasa. Kalau sumur resapan harus digali sampai di atas permukaan air tanah, sedangkan sumur galian justru sampai ke bawah permukaan air tanah untuk bisa mendapatkan air.

Terkadang ada yang bertanya bedanya antara sumur resapan dengan biopori. Kalau biopori bagian bawahnya diisi dengan kompos, yang gunanya untuk memberi kehidupan fauna tanah, dan menciptakan pori-pori di dalam tanah, yang berguna untuk penghijauan.

Sumur resapan sangat bermanfaat untuk meningkatkan debit air tanah, agar pasokannya tetap terjaga meski makin lama jumlah penduduk makin tinggi, sehingga otomatis kebutuhan akan air juga bertambah.

Cara membuatnya juga sederhana, dengan cara meletakkan kerikil dan ijuk di bagian dasar sumur, yang nantinya akan dibuat sumur resapan. Ketebalan kerikil dan ijuknya bisa bervariasi, tergantung seberapa dalam galian akan dibuat.

Misalnya galian yang akan dibuat sedalam 2 meter dengan panjang dan lebar sumur adalah 2×2 meter persegi, maka ketebalan kerikil yang diletakkan sekitar 30cm, dan ijuk diletakkan di atas kerikil juga dengan ketebalan 30cm.

Dengan cara ini, masyarakat akan sangat terbantu untuk mendukung lingkungan yang bebas banjir, dan menambah cadangan air dalam tanah. Idealnya, untuk satu rumah ada satu sumur resapan, yang fungsinya bisa menampung air hujan sampai 85 persen.

Diharapkan air curahan hujan tidak akan meluber ke jalan, dan berpotensi menimbulkan banjir. Apalagi saat ini makin banyak yang bagian selokan rumahnya diplester atau ditutup dengan beton, supaya terlihat bersih dan air dialirkan ke jalan.

Dampaknya jelas, jalanan banjir, dan solusi singkat dari pemerintah hanya meninggikan jalan dengan menaikkan ketinggian aspal, sehingga akhirnya tinggi jalan balapan dengan tinggi halaman rumah.

2. Ternak Kambing

Beternak kambing merupakan salah satu program yang bisa diadakan di tingkat RT untuk mendukung perekonomian warga. Apalagi potensi keuntungannya cukup besar, terutama ketika masuk Idul Adha, dimana permintaan akan kambing meningkat tajam.

Di luar itu, permintaan daging kambing juga relatif banyak, karena adanya penyelenggaraan acara keluarga seperti aqiqah, selamatan, maupun mereka yang memang membuka restoran berbasis daging kambing seperti sate, gule, dan tongseng.

Dengan makin banyaknya warung kuliner yang bertumbuh, permintaan akan daging kambing juga terus meningkat secara berkelanjutan, sehingga beternak kambing bisa menjadi cara meningkatkan pendapatan.

Selain itu susu kambing, kotoran, semuanya bisa dimanfaatkan

Meski masih banyak yang menganggap ini usaha sampingan, karena dianggap hanya laku keras di hari besar seperti Idul Adha, potensi pendapatan tinggi dari beternak kambing tetap tidak boleh dilewatkan.

Apabila ingin beternak kambing, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar nantinya usaha ini bisa jadi usaha yang menguntungkan, dan juga meningkatkan perekonomian masyarakat.

a. Memilih Kambing

– Ada beberapa jenis kambing yang sering diternakkan, yang pertama adalah jenis kambing yang disebut Kambing Jawa atau Kambing Kacang. Disebut demikian karena hewan jenis ini banyak dipelihara di desa yang ada di pulau Jawa. Karena harganya relatif murah dibanding jenis kambing lainnya, biasanya usaha beternak kambing jenis ini sering dijadikan usaha sampingan, mengingat faktor harga yang tidak bisa mahal.

– Berikutnya ada jenis Kambing Gibas, atau juga disebut Domba. Ciri fisiknya sangat jelas, berupa bulunya yang keriting dan lebat, dan beratnya bervariasi antara 50 hingga 100 kilogram. Jenis kambing ini sangat cocok untuk dijadikan kambing pedaging, karena dagingnya dianggap tebal.

– Selanjutnya ada Kambing Etawa, yang juga dijadikan kambing perahan untuk diambil susunya. Ini juga yang menjadi alasan kambing jenis ini harganya paling mahal di antara jenis kambing lainnya. Secara fisik tubuhnya lebih pendek dari kambing kebanyakan.

b. Perawatan

Setelah menentukan jenis kambing yang akan diternakkan, langkah selanjutnya adalah membuat kandang. Faktor keamanan jadi penentu utama, karena tentunya kita tidak ingin kehilangan kambing karena pencurian. Selain itu perhatikan faktor kenyamanan, agar memudahkan dalam perawatannya.

Perhatikan juga faktor pakan. Idealnya kebutuhan harian seekor kambing untuk makanannya berkisar antara 5 hingga 7kg dedaunan. Berikan juga extra fooding berupa bekatul, karena berfungsi untuk menggemukkan.

Selain membersihkan kandang secara rutin, perawatan lain yang bisa diberikan adalah membersihkan badan kambing, dan memperhatikan kondisinya agar tidak terkena penyakit.

c. Panen

Untuk bisa mendulang keuntungan yang cukup besar, perhatikan usia kambing yang diternakkan antara 8 sampai 12 bulan. Kalau dipanen terlalu cepat, harganya akan jatuh di pasaran. Paling tidak harga kambing yang sudah siap panen berkisar antara Rp1,2 sampai Rp4,5 juta tergantung kondisinya.

3. Irigasi

Irigasi menjadi salah satu poin penting dalam pengembangan pertanian yang ada di desa, sehingga kondisi sawah akan tetap terjaga kebutuhan airnya dan mampu menghasilkan panen berlimpah sesuai harapan.

Kementerian Pertanian juga memperhatikan hal ini, sehingga mengembangkan sistem irigasi dengan pemompaan dan perpipaan.

Ada empat langkah prinsip kerja sistem irigasi. Pertama adalah mengambil air langsung dari sumbernya. Langkah berikutnya adalah menyalurkan air ke lahan pertanian, dan kemudian air yang sudah tersalur akan didistribusikan pada tanaman. Setelah itu masuk tahap terakhir berupa pengaturan dan pendistribusian aliran air.

Agar lebih hemat energi, sekarang ada solusi berupa pemompaan dengan memanfaatkan tenaga matahari atau solar cell. Dengan begitu, konsumsi BBM yang biasanya dipakai untuk menggerakkan pompa akan digantikan, sehingga tidak butuh bahan bakar fosil lagi seperti solar.

Itulah beberapa ide yang bisa diaplikasi dalam pembangunan desa dan nantinya diharapkan akan makin memajukan desa secara signifikan, sehingga dengan desa yang semakin maju, taraf hidup masyarakatnya juga akan membaik.

www,helmykediricom

Related Post