Bank Sampah dan IPAL Untuk Kelurahan Yang Bersih dan Nyaman

by

helmy

Blog Orang IT – Dalam agama, kebersihan adalah sebagian dari iman. Menjaga kebersihan menjadi sebuah keharusan bagi masyarakat demi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.

Adanya bank sampah dan saluran pengolahan limbah atau IPAL, menjadi solusi bagi masyarakat untuk mewujudkan kebersihan dan kesehatan lingkungan.

Berikut penjelasan tentang bank sampah dan IPAL sebagai sarana pengolahan limbah di masyarakat:

1. Bank Sampah

Sebelum bank sampah mulai dikenal luas oleh masyarakat terutama di lingkungan kelurahan sampai saat ini, kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya masih menjadi penyakit sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Bank Sampah

Selama ini yang menjadi masalah adalah soal pengelolaan sampah rumah tangga, ditambah lagi dengan kurangnya peran serta pemerintah kelurahan untuk bisa membuat terobosan dan inovasi dalam mengatasi sampah.

Kondisi ini diperparah dengan belum terbiasanya masyarakat untuk memilah sampah kering dan basah kemudian disendirikan sesuai jenisnya masing-masing. Padahal saat jumlah penduduk kelurahan semakin padat seiring dengan makin tumbuh dan berkembangnya suatu kawasan

Karena itu dibutuhkan peran aktif dari masyarakat setempat dan juga pemerintah kelurahan, untuk mendorong pemberdayaan pengolahan sampah yang bisa memberi manfaat pada lingkungan maupun kepada perekonomian masyarakat. Apabila keberadaan sampah bisa ditangani dengan baik, masyarakat akan mendapat beberapa keuntungan diantaranya lingkungan menjadi lebih bersih dengan jumlah sampah yang berkurang, dan juga masyarakat bisa mendapat tambahan penghasilan.

Inovasi seperti inilah yang dibutuhkan, terutama merubah sampah menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat khususnya di kelurahan.

Munculnya ide pendirian bank sampah berawal dari keinginan masyarakat atas kebutuhan lingkungan hidup yang lebih baik dan nyaman. Adanya sampah yang makin lama makin menumpuk, tentunya menimbulkan masalah tersendiri.

Dengan adanya bank sampah, diharapkan pengolahan sampah akan semakin efektif. Tidak hanya sekedar dibuang, tapi juga bisa mendatangkan manfaat baik secara finansial maupun terhadap lingkungan.

Efek lainnya adalah masyarakat semakin peduli untuk memilah sampah yang akan dibuang, karena tanggungjawab soal kebersihan bukan hanya dipikul oleh pemerintah melalui dinas kebersihan, akan tetapi juga menjadi tanggungjawab bersama dengan masyarakat, demi terwujudnya lingkungan yang bersih dan nyaman.

Di Indonesia, bank sampah sudah ada di berbagai kelurahan seperti di Kelurahan Tanggung, Kota Blitar. 

Sampah dipilah dalam dua kategori, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Setelah itu pemilahan dilanjutkan dengan pengelompokan sampah plastik, kertas, botol, dan logam.

Masyarakat diminta menyediakan tiga buah tong sampah, yang masing-masing sesuai peruntukan pemilahannya agar nantinya lebih mudah ketika ‘menyetorkan’ sampah itu kepada pihak pengepul yang menjadi bank sampah.

Peran bank sampah di sini sama halnya dengan bank konvensional, yang mengharuskan masyarakat buka rekening tabungan lebih dulu sebelum mengisinya.

Setelah buka rekening, proses ‘menabung’ yang dilakukan adalah dengan menyetorkan sampah terutama plastik dan botol-botol bekas, untuk kemudian ditentukan nilai uangnya sesuai harga yang disepakati.

Uang itu bisa disimpan di bank sampah, dan sewaktu-waktu juga bisa ditarik seperti halnya kita menabung di bank konvensional. Dengan adanya manfaat ekonomi yang dihasilkan hanya dengan memilah dan menyetorkan sampah, kebiasaan hidup bersih akan menjadi budaya di masyarakat, sekaligus membuat lingkungan lebih nyaman.

Imbalan yang diberikan kepada penabung di bank sampah, terkadang juga bisa berupa sembako (beras, susu, telur dll) ini merubah mindset dimasyarakat bahwa sampah yang selama ini dipandang tidak berharga ternyata memiliki banyak manfaat apabila dikelola dengan benar

Untuk membentuk kebiasaan baru dalam hal membuang sampah, kegiatan sosialisasi terkait bank sampah dan manfaatnya perlu digencarkan supaya masyarakat terbiasa memilah jenis-jenis sampah tertentu, sebelum menyetornya ke bank sampah

Jadi, nantinya yang bisa masuk menjadi tabungan di bank sampah adalah sampah non organik seperti botol bekas air mineral, botol bekas sirup dan sejenisnya. 

Sedangkan untuk sampah organik seperti sisa makanan bahkan makanan basi, bisa diolah menjadi pupuk kompos yang bermanfaat untuk menyuburkan tanaman. Karena sifat sampah organik mudah hancur dan diolah bakteri, masyarakat juga bisa berhemat untuk membeli pupuk.

2. IPAL

Singkatan dari Instalasi Pengolahan Air Limbah. Fungsinya adalah untuk mengolah limbah keluarga seperti tinja, maupun sampah rumah tangga lainnya. IPAL terdiri dari mekanisme salurah pembuangan yang memiliki struktur teknis dan juga peralatan tambahan lainnya untuk memproses limbah yang dihasilkan rumah tangga.

Pada umumnya IPAL dikenal untuk industri, karena keharusan memiliki pembuangan yang ramah lingkungan agar tidak menjadi polutan bagi lingkungan dan mengganggu masyarakat di sekitarnya.

Setelah berhasil diterapkan untuk kalangan industri baik skala kecil maupun besar, IPAL akhirnya juga diterapkan untuk masyarakat umum, sehingga limbah rumah tangga bisa diolah sebelum dibuang.

Sebelum ada instalasi pengolahan seperti ini, limbah rumah tangga cenderung langsung dibuang keluar ke saluran got, selokan, sungai atau septic tank yang menjadi standar pembuangan tinja.

IPAL

Dalam prakteknya, instalasi untuk pembuangan air limbah juga bisa dilakukan perorangan, sehingga setiap keluarga bisa ikut berperan menjaga lingkungan tetap bersih. 

Setidaknya setiap rumah yang mempraktekkan IPAL mandiri, harus siap dengan anggaran lebih untuk membangun septic tank sebagai tempat pengolahan limbah, dengan syarat apabila ada sumur di rumah, maka letak septic tank harus berjauhan agar tidak mencemari air tanah.

Adapun instalasi untuk kelompok atau komunal, biaya-nya lebih terjangkau, karena sifatnya ditanggung bersama-sama, sehingga biaya yang dikeluarkan bisa ditekan namun manfaat yang didapat cukup besar.

Ibaratnya IPAL untuk komunal ini seperti membangun sebuah septic tank besar bagi sekelompok masyarakat, untuk membuang limbah rumah tangganya ke satu tempat.

IPAL untuk komunal biasanya menggunakan jaringan pipa yang disambungkan ke rumah tangga atau peserta yang ikut pengolahan secara kolektif. Iuran yang dikenakan bisa bulanan atau langsung dibayar setahun dengan besaran yang disepakai bersama

Sektor sanitasi saat ini memang menjadi perhatian pemerintah, untuk mendukung program ramah lingkungan di sebuah kawasan seperti pedesaan atau perkampungan.

Saat ini limbah tidak bisa dibuang seenaknya, meski secara kasat mata bisa langsung meresap ke dalam tanah. Namun yang terjadi sesungguhnya adalah limbah yang meresap itu justru menjadi polutan untuk dan menimbulkan pencemaran bagi lingkungan

Khusus untuk IPAL Komunal, sebelum proses pemasangan dan instalasi berlangsung, harus dilakukan survei lebih dulu dan juga sosialisasi kepada masyarakat. Harus ada pelatihan juga untuk perawatan IPAL supaya instalasi bisa bermanfaat dalam jangka panjang

Butuh komitmen dan kemauan yang kuat untuk pengadaan instalasi bagi komunal, karena perawatan IPAL juga perlu dilakukan secara berkala demi terwujudnya lingkungan yang bersih dan sehat  

Karena itu kalau ada pemasangan IPAL di kelurahan-keluran, biasanya akan disurvei lebih dulu, sekaligus dimintai persetujuan apakah bisa memasang instalasi saluran pipa untuk pengaliran IPAL atau tidak. Setelah itu baru pembangunan dilakukan, setelah IPAL dibangun biasanya akan dilaksanakan pelatihan bagi masyarakat untuk menjaga kelangsungan instalasi sebagaimana fungsinya

www,helmykediricom

Related Post