Cara menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa ramadhan

by

helmy

Blog Orang IT – Sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat muslim untuk menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadhan. Sebagaimana diatur dalam Al-Qur’an tepatnya surah Al-Baqarah ayat 183, Allah Ta’ala berfirman 

“Hai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa, hal ini sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu. Tujuannya agar kamu bertakwa.”

Perintah berpuasa lainnya tertuang dalam hadits riwayat Bukhari, Muslim dan Daud. Adapun bunyinya “Islam itu ditegakkan atas lima dasar. Pertama, bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Kemudian bahwasanya Nabi Muhammad merupakan utusan Allah. Kedua, mendirikan shalat lima waktu. Ketiga, membayar zakat. Keempat, melaksanakan ibadah haji. Kelima, berpuasa pada bulan Ramadhan.” 

Sayangnya, dalam menjalankan ibadah puasa, tak sedikit dari kita yang lupa diri. Ambil contoh saja, meski dalam keadaan berpuasa, tak jarang kita khilaf seperti berbohong, melalaikan shalat, hingga tidak dapat mengontrol emosi.

Kalau dibiarkan, tentu pahala berpuasa akan ikut berkurang, tak jarang kita kehilangan pahala puasa dan hanya mendapat rasa lapar-haus. Karena itulah, Allah Ta’ala memerintahkan umat-Nya untuk menahan diri dari nafsu dan godaan syaithan. Sangat disayangkan jika puasa hanya sebatas menahan lapar dan haus.

Lantas, bagaimana cara menahan diri agar puasa tidak batal? Bagaimana pula tips menahan diri agar mendapat keberkahan dari bulan Ramadhan? Simak ulasannya dibawah ini.

hal-hal yang membatalkan puasa

1. Perbanyak Mengingat Allah

Pada dasarnya, godaan syaithan bisa datang kapan dan dimana saja. Karena itulah, penting bagi kita untuk selalu mengingat keberadaan Allah SWT. Secara tidak langsung, mengingat Allah merupakan benteng bagi kita untuk berlindung dan memohon ampun pada Sang Pencipta.

Mengingat Allah juga memiliki keutamaan yang cukup besar. Jika kita mengingat Allah, tentu Dia pun akan mengingat umatnya. Tak hanya itu, hamba yang selalu mengingat keberadaan Allah, cenderung menjadi orang terkasih bagi Allah Ta’ala.

Dalam surah Al-Ankabut ayat 45, Allah berfirman yang artinya: “Sesungguhnya mengingat Allah adalah keutamaan yang lebih besar dari ibadah-ibadah yang lain.” 

Sementara perintah lainnya dalam mengingat Allah juga tertera pada surah Al-Jumuah ayat 10. Di mana, ayat tersebut memerintahkan umat muslim untuk sebanyak-banyaknya mengingat keberadaan maupun keesan Allah. Tujuannya agar manusia beruntung dan mendapatkan keberkahan.

2. Fokus beribadah

Selama bulan Ramadhan, Allah Ta’ala memerintahkan umat-Nya untuk fokus beribadah. Pasalnya, di bulan yang istimewa ini, Allah mengalirkan bahkan menggandakan pahala kebaikan kepada umat yang taat.

Agar tidak tergoda dari hal-hal yang membatalkan puasa, cobalah untuk membiasakan diri dengan rutin melaksanakan ibadah sunnah. Untuk menyiasatinya, kamu bisa memulai dari shalat dhuha atau ibadah sunnah lainnya.

Jika rutin dilakukan, tentu kamu lebih mampu mengontrol diri dan menahan hawa nafsu. Sebab, kamu telah terbiasa dekat dengan Allah, sehingga takut akan perbuatan maksiat.

3. Gunakan waktu untuk hal-hal yang produktif

Tanpa mengenl waktu, hawa nafsu bisa datang kapan saja. Karena itulah, untuk mengalihkannya, kita perlu melakukan hal-hal positif yang membuat diri kian produktif. Ambil contoh, misalnya membaca buku, menjadi pekerja lepas, atau bahkan ikut kegiatan sosial.

Karena waktu yang kamu gunakan cenderung padat, tentu kamu lupa akan hal-hal negatif yang mempengaruhi puasamu. Terlebih, menggunakan waktu secara produktif turut membantumu dalam mengelola waktu, menambah kebajikan, serta memberi manfaat kepada orang lain.

4. Bergaul dengan orang-orang shalih

Dalam surah At-Taubah ayat 119, Allah Ta’ala berfirman “Wahai orang-orang yang beriman! Hendaklah kamu bertakwa kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.”

Ayat tersebut sudah menegaskan bahwa penting bagi kita untuk bergaul dengan orang-orang shalih yang dekat dengan Allah Ta’ala. Sebab, berteman dengan orang-orang shalih menjadi penolong di akhirat kelak.

Bahkan, digambarkan manusia yang berteman dengan golong orang-orang shalih akan mendapat manfaat sekaligus tertular hal-hal positif. Sebab, kita akan terbawa kedalam kebiasaan baik, sehingga diri senaniasa dekat dengan Allah Ta’ala.

Pun sebaliknya. Jika kita bergaul dengan teman yang memberi pengaruh buruk, secara tidak langsung kita akan terbawa kedalam hal-hal negatif. Kelak di akhirat, orang-orang ini akan saling menyalahkan dan meminta kesempatan kepada Allah untuk diberi pintu taubat.

Hal ini tercermin dalam hadits riwayat Bukhari no.5534 dan Muslim no.2628 menyebutkan, “Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiallahu anhu, dari nabi SAW beliau bersabda: Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang peniup alat untuk menyalakan api. 

Adapun penjual minyak wangi, tentu ia akan memberimu hadiah atau engkau akan membeli darinya, atau bahkan engkau mendapatkan harum darinya. Sementara pandai besi, mungkin dia akan membakar pakaianmu, atau engkau akan mendapatkan bau yang buruk.”

Baca juga: Mengajarkan anak berpuasa ramdahan

5. Senantiasa menjaga wudhu

Menjaga wudhu sebagai bentuk dari keimanan seorang muslim. Hal ini ditegaskan dalam hadits riwayat Muslim bab Ath-Thaharah. Disebutkan, berwudhu adalah separuh iman. Sementara shalat adalah cahaya, kesabaran adalah sinar, Al-Qur’an adalah pembela bagimu atau hujatan atasmu.

Pun, orang yang menjaga wudhu derajatnya akan ditinggikan oleh Allah SWT. Hal itu tercermin dalam hadits riwayat Muslim no.251. Di mana, hadits tersebut menjelaskan Allah akan mengampuni dosa umatnya dan akan mengangkat derajatnya. 

Rasulullah menjelaskan, orang yang diangkat derajatnya adalah orang yg menyempurnakan wudhu walaupun dalam kondisi sulit, memperbanyak jalan ke masjid dan menunggu shalat setelah adzan. 

Oleh karenanya, penting bagi kita untuk menjaga wudhu. Selain keutamaan diatas, menjaga wudhu juga membantu diri untuk menahan nafsu agar tidak membatalkan puasa. Sesungguhnya, Allah Ta’ala bersama hamba-Nya yang konsisten menjaga wudhu. Bukan hanya itu, Allah pun mengampuni seluruh dosa hamba-Nya. 

“Barangsiapa yang berwudhu lalu membaguskan wudhunya, niscaya kesalahan-kesalahannya keluar dari badan hingga dari bawah kuku-kukunya.” 

Lantas, kebiasaan apa saja yang membatalkan puasa? Berikut rangkumannya!

1. Makan dan minum dengan sengaja

Puasa melatih kita untuk menahan lapar juga haus. Selain memiliki segudang manfaat, berpuasa juga melatih kita untuk meningkatkan empati serta merasakan kehidupan orang lain. 

Pasalnya, selama berpuasa kita akan menahan lapar dan haus. Hal ini menjadi pengingat dan menjadi alarm bagi kita untuk menyadari keberadaan orang-orang yang sulit mendapatkan makan maupun air minum.

Oleh karenanya, menahan lapar dan haus menjadi tantangan bagi sebagian masyarakat. Karena itulah, Allah SWT meminta hamba-Nya untuk belajar, serta melarang hamba-Nya untuk sengaja membatalkan puasa dengan makan dan minum. 

2. Bergunjing

Puasa Ramadhan melatih kita untuk menjaga lisan, memohon ampun dan mendekatkan diri pada Allah SWT. Oleh karenanya, jika selama berpuasa namun kebiasaan bergunjing masih dilakukan, dikhawatirkan dapat menggugurkan pahala puasa.

Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat 12, disebutkan orang yang menggunjing atau ghibah sama dengan memakan bangkai saudaranya sendiri. Sehingga, Allah Ta’ala memerintahkan umatnya untuk bertakwa karena Allah Maha Penyayang dan sebaik-baiknya penerima taubat.

3. Muntah dengan sengaja

Segala hal yang bentuknya disengaja tentu dapat membatalkan puasa. Sama halnya dengan muntah. Sebab, perilaku ini memaksakan sesuatu keluar dari mulut, bahkan membuat muntah kembali ke dalam perut karena ditelan, baik disengaja maupun tidak disengaja.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud, barang siapa yang muntah dengan sengaja, maka ia wajib mengganti puasanya. 

www…helmykediri,com

Related Post