Pendidikan seks sejak dini sebaiknya diberikan pada masa

by

helmy

I. Pendahuluan

Berbicara tentang pendidikan seks, tidak akan pernah terlepas dari penyimpangan-penyimpangan seks yang kerap terjadi di kalangan masyarakat. Penyimpangan-penyimpangan tersebut yang akan menyebabkan munculnya pendidikan seks. 

Karena dengan adanya pendidikan seks tersebut diharapakan agar orang tidak lagi terjerumus dalam penyimpangan seks. Untuk itu, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang strategi apa yang cocok diterapkan dalam pendidikan ini, agar pendidikan ini dapat tercapai dengan baik.

II. Pembahasan

2.1. Pendidikan Seks

2.1.1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan esensial manusia yang menyentuh kerangka otak atau dapat juga dikatakan suatu proses berpikir tentang pengetahuan, pemahaman, skill, etika dan sebagainya, yang aktivitasnya menuju suatu proses transmition. 

Secara Etimologi pendidikan berarti Pedagogie yang berasal dari kata Yunani “paedos”, yang berarti anak dan “agogos” artinya mengantar atau membimbing. Sedangkan istilah pendidikan dalam bahasa Inggris disebut dengan “Education” dengan kata dasar Educate (mendidik atau membimbing). 

Kata Education juga berhubungan dengan bahasa Latin yaitu Educare (e = keluar dan ducare = mengangkat atau memimpin. Dengan demikian, pendidikan adalah suatu usaha/proses membimbing, memimpin, mengangkat dan mengarahkan anak didik.

Ada beberapa pengertian pendidikan menurut tokoh, yakni:

1. B.S.Mardiaatmadja

Pendidikan adalah suatu usaha bersama dalam proses terpadu-terorganisasi untuk membantu manusia mengembangkan dan menyiapkan diri guna mengambil tempat semestinya dalam pengembangan masyarakat dan dunianya dihadapan sang pencipta.

2. Ngalim Purawanto

Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan agar berguna bagi masyarakat.

3. Poerbakawatja

Pendidikan adalah usaha orang dewasa yang dengan pengaruhnya sengaja meningakatkan kedewasaan anak yang selalu diartikan sebagai kemampuan untuk memikul tangung jawab moril atas segala perbuatan.

 4. Erwind Wandf dan Gerald W.Brown

Pendidikan adalah proses yang berlangsung dalam rangka menemukan nilai-nilai dalam masyarakat.

5.Zamroni 

Pendidikan adalah proses menanamkan dan mengembangkan pengetahuan tentang hidup,sikap dalam hidup agar kelak ia dapat membedakan barang yamg benar dan yang salah, yang baik dan yang benar sehingga akan bermanfaat bagi masyrakat yang berfungsi secara optimal.

Dengan demikian, pendidikan adalah suatu usaha atau proses yang dilakukan secara sistematis sehingga menyentuh kerangka otak atau dapat juga dikatakan suatu proses berpikir tentang pengetahuan, pemahaman, skill, etika dan sebagainya, yang akan menuju suatu perubahan tertentu.

2.1.2. Pengertian Seks

Seks merupakan pembedaan laki-laki dan perempuan yang sifatnya biologis dan pemberian Tuhan.

Sedangkan , dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Seks adalah jenis kelamin atau suatu hal yang berhubungan dengan alat kelamin

Jadi, pendidikan seks adalah suatu usaha atau proses untuk memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan seks, sehingga ia akan mampu mengelola dirinya dengan baik. 

2.2. Jenis Penyimpangan Seksual

Ada bebera jenis penyimpangan seksual yang kerap terjadi dalam lingkungan masyarakat, yakni:

a. Fetishism

Fetishism adalah ketergantungan seseorang pada objek yang tidak hidup untuk memproleh rangsangan seksual, misalnya: sepatu perempuan.

b. Transvetic Fetishism

Artinya: Gangguan dimana seorang laki-laki terangsang secara seksual dengan menggunakan pakaian ataupun perlengkapan perempuan lainnya.

c. Pedofilia

Pedofilia berasal dari kata “pedas” (bahasa Yunani), artinya anak. Jadi, pedofilia adalah orang dewasa yang memperoleh kepuasan seksual melalui kontak fisik dan seksual dan anak prapubertas yang tidak berhubungan dengannya

d. Inses

Inses mengacu pada hubungan seksual antara keluarga dekat, dimana pernikahan diperbolehkan antara mereka.

e. Voyeurism

Artinya: Preferensi yang nyata untuk memproleh kepuasan seksual dengan melihat orang lain dalam keadaan tanpa busana atau sedang melakukan hubungan seksual.

f. Eksibisionisme

Artinya: Preferensi yang jelas dan berulang untuk memproleh kepuasan seksual dengan mempertunjukkan alat kelaminnya pada orang lain yang tidak menghendakinya, terkadang pada anak-anak.

g. Frotteurism

Artinya: Orientasi seksual dengan menyeluruh orang yang tidak disangka-sangka.

h. Sadisme dan Masokisme Seksual

– Sadisme adalah kegemaran memproleh kepuasan seksual dengan menimbulkan kesakitan atau penderitaan psikologis pada orang lain.

– Masokisme adalah kegemaran seseorang untuk memproleh atau meningkatkan kepuasan seksual dengan menjadikan dirinya sebagai subjek untuk disakiti.

2.3. Tempat Pendidikan Seks

a. Keluarga 

Pendidikan seks sejak dini

Pendidikan seksual merupakan pendidikan yang pertama-tama ditugaskan kepada orang tua. Tugas mereka tunaikan dalam keluarga mereka, sehingga keluarga adalah tempat yang paling penting dari pendidikan seksual. Keluarga adalah suatu persekutuan yang terdiri dari orangtua dan anak-anak. Mereka saling berhubungan dan hidup bersama karena kehendak Allah. 

Orangtualah menurut kesaksian Kitab Suci yang terutama mendidik anak-anak mereka , supaya anak-anak mereka bertanggung jawab, baik kepada Allah maupun kepada sesama manusia.

b. Sekolah

Di samping keluarga, sekolah merupakan tempat kedua pendidikan seksual. Tanpa sekolah, keluarga tidak dapat menunaikan tugasnya dengan baik. Anak-anak bukan saja hidup dengan orangtua mereka di rumah, melainkan juga selama beberapa jam sehari anak dengan guru-guru mereka di sekolah. 

Karena itu dalam pendidikan anak-anak atau di bidang seksual keluarga dan sekolah saling membutuhkan. Hanya dalam kerja sama yang baik orangtua dan guru-guru dapat menunaikan tugas yang dipercayakan kepada mereka.

2.4. Aturan Dalam Pendidikan Seks

Ada 3 aturan utama yang berlaku dalam pendidikan sex, yaitu:

1. Lebih baik berbicara mengenai seks pada anak anda sedikit-sedikit tapi sering, dari pada berbicara panjang lebar dalam satu kali kesempatan sekaligus. Hal ini memberi mereka waktu untuk memikirkannya, dan dengan perlahan membangun rasa percaya diri mereka untuk berbicara mengenai suatu masalah yang bisa saja sangat memalukan. Makin mereka terbiasa membicarakan seks dengan anda, semakin mereka bisa mengungkapkan dan mendiskusikan hal-hal yang intim dan pribadi.

2. Sangat penting untuk menyesuaikan apa yang anda katakan dengan usia atau tingkat pemahaman mereka.

3. Jika mungkin, berbicaralah tentang seks saat topik itu muncul secara wajar dalam percakapan anda dengan anak anda, atau dalam pertanyaan-pertanyaan mereka.

2.5. Manfaat Pendidikan Seks

Ada beberapa manfaat pendidikan seks, yaitu:

a. Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik, mental dan proses kematangan emosional yang berkaitan dengan masalah seksual pada remaja.

b. Mengurangi ketaakutan dan kecemasan sehubungan dengan perkembangan dan penyesuaian seksual.

c. Membentuk sikap dan memberikan pengertian terhadap seks dalam semua manifestasi yang bervariasi.

d. Memberikan pengertian bahwa hubungan antara manusia dapat membawa kepuasan pada kedua individu dan kehidupan keluarga.

e. Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan seksual agar individu dapat menjaga diri dan melawan eksploitasi yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya.

d. Untuk mengurangi prostitusi.

2.6. Strategi Implikasinya Dalam Pendidikan Seks

Strategi ekspositori, karena strategi pembelajaran ini menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. 

Dengan strategi ini kita sebagai guru dapat menyampaikan bahwa penyalahgunaan seksual itu akan berdampak negatif dan hal itu di larang Tuhan, misalnya dalam Kitab Suci itu terdapat larangan mendekati zinah. Sehingga melalui penyampaian itu anak dapat mampu mengendalikan seksnya.

III. Kesimpulan

Dari pemaparan di atas dapat saya simpulkan bahwa pendidikan seks adalah suatu usaha atau proses untuk memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan seks, sehingga ia akan mampu mengelola dirinya dengan baik. 

Ada beberapa jenis penyimpangan seksual yang kerap kali terjadi, yakni: fetishism, transvetic fetishism, pedofilia, inses, voyeurism, eksibisionisme, frotteurism dan sadisme & masokisme seksual. Tempat pendidikan seks terdiri atas 3, yaitu: keluarga, sekolah, dan madrasah. Ada 3 aturan utama yang berlaku dalam pendidikan seks, yaitu: 

(1)Lebih baik berbicara mengenai seks pada anak anda sedikit-sedikit tapi sering, dari pada berbicara panjang lebar dalam satu kali kesempatan sekaligus, 

(2) sangat penting untuk menyesuaikan apa yang anda katakan dengan usia atau tingkat pemahaman mereka dan 

(3) jika mungkin, berbicaralah tentang seks saat topik itu muncul secara wajar dalam percakapan anda dengan anak anda, atau dalam pertanyaan-pertanyaan mereka.

Manfaat pendidikan seks, yaitu: memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik, mental dan proses kematangan emosional yang berkaitan dengan masalah seksual pada remaja, mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan dengan perkembangan dan penyesuaian seksual, membentuk sikap dan memberikan pengertian terhadap seks dalam semua manifestasi yang bervariasi, memberikan pengertian bahwa hubungan antara manusia dapat membawa kepuasan pada kedua individu dan kehidupan keluarga, dan lain sebagainya. 

Sehingga strategi yang dimplikasikan dalam pendidikan seks ini adalah strategi ekspositori, karena strategi pembelajaran ini menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dengan strategi ini kita sebagai guru dapat menyampaikan bahwa penyalahgunaan seksual itu akan berdampak negatif dan hal itu di larang Tuhan

Related Post